Rabu, 12 Januari 2011

diversifikasi uby

Sop Ubi Contoh Diversifikasi Pangan Yang Membudaya
OPINI
Esbea
| 26 March 2010 | 15:12

160

0
Sop Ubi




Nihil.
Seringkali dalam berbagai kesempatan, ketika berbicara tentang pola makan ada yang nyeletuk “perut orang Indonesia kalau belum terisi nasi, dianggap belum makan”. Pola makan yang seperti ini yang menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi pada beras sebagai makanan pokok, padahal masih banyak makanan non beras yang bisa dikonsumsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, sekaligus menaikkan prestise sumber-sumber pangan lokal.
Persediaan beras nasional, naik turunnya harga beras belakangan juga menjadi komoditas politik yang pada ujungnya masyarakat kecil pula yang menjadi korban dan terancam pemenuhan kebutuhan pangannya. Untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras sebagai sumber karbohidrat utama, pemerintah melalui Kementrian Pertanian bahkan mengembangkan empat sukses, satu diantaranya adalah percepatan diversifikasi pangan untuk menurunkan konumsi beras 1,5 % pertahun dan meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Berbicara pangan non beras dan diversifikasi pangan, saya teringat menu makanan dengan ubi sebagai sumber karbohidrat yang diperkenalkan Ibu Makassar saya yaitu sop ubi. Sop Ubi ini pula yang mengubah sikap saya terhadap umbi yang selama ini tidak saya sukai.

Sop Ubi
Secara citarasa sop ubi tidak berbeda jauh dengan sop pada umumnya, gurih, menyegarkan, dan nikmat disantap pada saat panas lengkap dengan sambal dengan sambal tomat. Bedanya, nasi yang biasa ditambahkan diganti dengan ubi rebus dan kemudian digoreng. Meskipun ubi kandungan serat dan gizinya tidak sebaik beras, tetapi ketika bertemu dengan kaldu daging, tauge, daging, telur ayam, daun seledri, bawang goreng dan so’un menjadikan ubi sebagai sumber karbohidrat yang layak dikonsumsi sehari-hari tanpa khawatir kekurangan gizi.

Jumat, 07 Januari 2011

pupuk pada sawit

PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT

Aplikasi pupuk biologi Golden Harvest yang dikombinasikan dengan pupuk kimia akan mempercepat pertumbuhan pohon kelapa sawit. Juga menekan penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50%. Bagi tanaman yang sudah menghasilkan buah, produksi tandan buah sawit segar lebih banyak bila dibandingkan tanpa pemupukan Golden Harvest.
Pembibitan :
Pemupukan pada bibit tanaman sangat dianjurkan, dosis dan waktu tergantung pada usia tanaman.
Aplikasi Golden Harvest :
- Berikan larutan Golden Harvest (1 liter Golden Harvest : air max 200 liter) pada bibit dalam polybag secukupnya setiap 10 hari sekali sampai bibit tanaman berumur 16 bulan.
- Pupuk kimia yang diberikan adalah pupuk majemuk N-P-K-Mg (15-15-6-4 atau 12-12-17-2). Bibit berumur 4-6 bulan sebanyak 20gr setiap polybag, umur 7-12 bulan sebanyak 30 – 40gr setiap polybag. Pemupukan dilakukan setiap bulan sekali.
Tanaman belum menghasilkan :
- Berikan larutan Golden Harvest (1 liter Golden Harvest : air max 200 liter) pada sekitar pangkal batang sebanyak 2-3 liter per ha, ulangi setiap 4 bulan sekali. Pada tahap ini untuk satu kali aplikasi, Golden Harvest yang dibutuhkan sebanyak 2 liter per hektar atau per tahun dibutuhkan 6 liter.
- Pupuk kimia yang diberikan adalah pupuk majemuk N-P-K-Mg (15-15-6-4 atau 12-12-17-2). Pemupukan dilakukan setiap 4 bulan sekai dengan dosis 1,5 kg untuk setiap pohon. Asumsi 1 hektar terdapat 140 pohon, jadi kebutuhan pupuk majemuk sebanyak 210 kg per hektar untuk setiap aplikasi/pemberian pupuk.
Tanaman sudah menghasilkan (umur 3-22 tahun) :
- Berikan larutan Golden Harvest (1 liter Golden Harvest : air max 200 liter) pada sekitar pangkal batang, sebanyak 2-3 liter setiap hektar, ulangi setiap 4 bulan sekali, jadi pertahunnya dibutuhkan ± 6 liter.
- Pupuk kimia yang diberikan adalah pupuk majemuk (15-15-6-4 atau 12-12-17-2). Pemupukan dilakukan setiap 4 bulan sekali dengan dosis 1,5kg – 2kg untuk setiap pohon. Asumsi 1 hektar terdapat 140 pohon, maka kebutuhan pupuk majemuk sebanyak 210 – 280kg per hektar untuk setiap pemberian/aplikasi.
Data kebun sawit yang menggunakan pupuk biologi Golden Harvest
Pemilik kebun : Ir. Ismakun Budiono
Varietas : Tenera (bibit lokal)
Umur tanaman : 7 tahun
Luas dan lokasi kebun : 4 hektar, Bengkulu
Penggunaan Golden Harvest : 4 bulan sekali sebanyak 2 liter tiap ha
Panen : 2 minggu sekali/sebulan 2 kali
Jenis lahan : gambut dengan kedalaman 90 cm.
Tabel perolehan tandan buah segar (TBS) periode Juli 2006-Mei 2007
Bulan Panen (kg) 2 kali dalam setahun Jumlah (kg)
I II
Juli 2006 4.331 4.000 8.331
Agustus 2006 5.530 4.810 10.340
September 2006 5.255 5.378 10.633
Oktober 2006 4.530 3.900 8.430
November 2006 4.470 3.710 8.180
Desember 2006 3.880 3.400 7.280
Januari 2007 3.707 3.932 7.639
Februari 2007 4.000 4.200 8.200
Maret 2007 3.465 4.300 7.765
April 2007 3.465 4.258 7.723
Mei 2007 4.662 4.300 8.960
Juni 2007 - - -
Total s.d bulan mei 2007 (11 bulan) 93.481 kg

hama penyakit pada sawit

Hama dan penyakit tanaman kelapa sawit Januari 24, 2008
Diarsipkan di bawah: hama dalam tanaman kelapa sawit — mablu @ 3:46 pm
Oleh : Didi Darmadi
Alumni Sekolah Pertanian Pembanguan (SPP) N Kepahiang-Bengkulu. E-mail: ma_di@plasa.com


Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman yang kuat karena serangan hama dan penyakit jarang membahayakan.


HAMA PENTING PADA KELAPA SAWIT
1. Hama Nematoda
Penyebab : Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus
Gejala yang terserang hama ini :
• Daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak.
• Daun berubah menjadi kuning kemudian mongering.
• Tandan bunga membusuk dan tidak membuka sehingga tidak menghasilkan buah.
Pengendaliannya : meracuni pohon yang terserang dengan natrium arsenit dan setelah mati / kering segera dibongkar untuk menghilangkan sumber infeksi.
1. Hama Tungau
Penyebab : Tungau merah ( Oligonychus )
1.
o Tungau ini berukuran 0,5 mm, hidup disepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun sehingga warna daun berubah menjadi mengkilat berwarna bronz.
o Hama ini berkembang pesat dan membahayakan dalam keadaan cuaca kering pada musim kemarau.
o Gangguan tungau pada pesemaian dapat mengakibatkan rusaknya bibit.
Pengendalian : penyemprotan dengan akarisida Tetradifon (Tedion) 0,1 – 0,2 %. Racun ini dapat digunakan dengan baik karena tidak membunuh musuh alaminya.
1. Hama serangga.
• Hama ulat setora, Setora nitens.
Kupu-kupu Setora meletakkan telurnya di bawah permukaan daun dekat pada ujungnya. Ulat Setora memakan daun dari bawah, sehingga kadang-kadang yang tersisa hanya lidinya saja.
Pengendalian : Ulat ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan racun kontak, misalnya Hostation 25 ULV, Sevin 85 ES, Dursban 20 EC dengan konsentrasi 0,2 – 0,3 %.
• Kumbang oryctes , Oryctes rhinoceros
Gejala serangan : Kumbang dewasa masuk ke dalam daerah titik tumbuh dan memakan bagian yang lunak.bila serangan mengenai titik tumbuh, tanaman akan mati, tetapi bila makan bakal daun hanya menyebabkan daun dewasa rusak seperti terpotong gunting.
Pengendalian : untuk mencegah berkembangnya hama ini, kebersihan di sekitar tanaman harus dijaga baik. Sampah-sampah atau pohon yang mati dibakar agar larva hama ini mati.
Pemberantasan secara biologis dengan menggunakan cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.
• The oil palm bunch moth
Penyebab : Ngengat Tirathaba mundella
Gejala serangan : Telur-telur Tirathaba diletakkan pada tandan buah terutama pada
buah-buah yang telah masak atau busuk. Setelah menetas, ulat atau larva melubangi buah-buah muda atau memakan permukaan buah yang matang.
Pengendalian : Ulat Tirathaba dapat dikendalikan dengan Dipterex atau Thiodan.
Caranya sbb. : 0,55 kg Dipterex atau Thiodan dilarutkan dalam air sebanyak 370 liter (dosis per hektar) dan diaduk sampai merata, selanjutnya disemprotkan pada kelapa sawit yang terserang ulat Tirathaba tersebut.
1. Mamalia
Hama yang termasuk mamalia (binatang menyusui) adalah babi hutan dan kera. Hama ini sangat merusak tanaman kelapa sawit. Di beberapa daerah tertentu di Sumatera, gajah sering menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa sawit muda. Selain itu juga tikus (rodentia) merupakan hama yang merusak (memakan) buah kelapa sawit yang sudah tua.

PENYAKIT PENTING PADA KELAPA SAWIT
1. Penyakit akar Blast disease
Penyebab : cendawan Rhyzoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Gejala serangan :
• Bila menyerang pesemaian dapat menyebabkan kematian bibit secara mendadak.
• Bila menyerang tanaman dewasa akan menyebabkan daun menjadi layu, kemudian tanaman mati.
• Kalau perakaran tanaman dilihat, tampak adanya pembusukan pada akar.
Pengendalian :
• Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat.
• Pemberian air irigasi pada musim kemarau dapat mencegah terjadinya gangguan penyakit ini.

1. Penyakit garis kuning pada daun
Penyebab : cendawan Fusarium oxysporum
Gejala serangan :
• Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka.
• Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora.
• Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.
Pengendalian : Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
1. Penyakit batang dry basal rot.
Penyebab : cendawan Ceratocyctis paradoxa.
Gejala serangan :
• Tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan.
• Pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering.
• Semua gejala tersebut sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.
Pengendalian : Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.
1. Penyakit busuk tandan (bunch rot)
Penyebab : cendawan Marasmius palmivorus sharples.
Gejala serangan :
• Penyakit ini menyerang tanaman berumur 3 – 10 tahun.
• Menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.
Pengendalian :
• Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.
• Membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan membakar tandan buah yang terserang.
• Dapat disemprot dengan menggunakan Difolatan atau Actidone dengan konsentrasi 0,2 % atau sebanyak 0,7 liter/ha dengan interval waktu 2 minggu sekali.
Budi daya Kelapa Sawit
I. PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global selalu dituntut akan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. SIGMA GLOBAL HITECHS berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).



II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan PPC SIGMAFOLLIAR 2 ml per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Pupuk Makro
> 15-15-6-4 Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)
> 12-12-17-2 Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).
> 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)
> PPC
SIGMAFOLLIAR Mulai minggu ke 1 – 40 (2ml/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).

Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah dengan penyemprotan SIGMAFOLLIAR setiap 2 minggu sekali, dengan dosis 10ml/5liter air.



3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.
3.2.3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan PPC SIGMAFOLLIAR secara merata dengan dosis 2 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 2 tutup/tangki).

3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
3.3.2. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3.3.3. Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro

Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
225 kg/ha
1000 kg/ha

TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36
2. Bulan ke 48 & 60
115 kg/ha
750 kg/ha

MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
200 kg/ha
1200 kg/ha

Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
75 kg/ha
600 kg/ha

Borax 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
20 kg/ha
40 kg/ha

NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).

PPC SIGMAFOLLIAR
a. Dosis PPC SIGMAFOLLIAR mulai awal tanam :
0-36 bln 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali
>36 bln 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali

b. Dosis PPC SIGMAFOLLIAR pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai PPC SIGMAFOLLIAR
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon

3.3.4. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
3.3.5. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.
3.3.6. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

3.4. Panen
3.4.1. Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

pupuk sawit npk

Pupuk Sawit NPK Super
Posted: 9 Desember 2010 by YukaY in NPK Super+TE
0
Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) diketahui sebagai primadona tanaman perkebunan di Indonesia, tanaman dengan produksi minyak serta Biomas yang tinggi ini memerlukan pemupukan yang cukup intensif. Tanaman ini juga sangat responsif terhadap pemupukan sehingga kurangnya/tidak tercukupinya unsur hara makro, mikro dan unsur lainnya pada tanaman kelapa sawit ini akan menimbulkan gejala defisiensi yang spesifik disamping turunnya pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit itu sendiri.
Tidak dipungkiri bahwa pemasaran CPO (Crude Palm Oil) yang membaik dari tahun ke tahun berimbas secara nyata terhadap kondisi perekonomian petani pengelola kelapa sawit. Survey terhadap kondisi sosial ekonomi petani sawit di kabupaten Merangin menunjukkan bahwa pendapatan petani rata-rata meningkat 300% sejak kelapa sawit berproduksi dibanding sebelum kelapa sawit berproduksi. Secara nominal pendapatan petani rata-rata pertahunnya Rp. 9.800.000 – Rp. 18.000.000 / tahun dimana kelapa sawit berkontribusi antara 85 – 90% dari total pendapatan tersebut. (Puslittanak, 2004)
Dibalik kesuksesan tersebut teramati adanya perubahan perilaku petani yang mengarah keadaan konsumtif dan kurang peduli dengan kemerosotan produksi kelapa sawit karena pengelolaannya kurang baik terutama aspek pemupukannya. Rendahnya pengetahuan petani dalam menginterpretasi fenomena hubungan tanah-tanaman merupakan faktor yang berkontribusi besar pada perubahan perilaku tersebut.
Pupuk adalah makanan (unsur hara) yang sangat dibutuhkan bagi tanaman, pemupukan atau pupuk yang baik harus cukup sesuai kuantitas dan kualitas yang diperlukan tanaman.
Masih banyak petani yang memupuk kelapa sawitnya memakai pupuk tunggal terdiri dari Urea sebagai sumber Nitrogen, SP-36 sebagai sumber Phophate dan KCL sebagai sumber Kalium dengan dosis seadanya tanpa menghiraukan anjuran dari perusahaan. Dalam prakteknya rata-rata petani memupuk sawitnya dengan jumlah 1,0 kg untuk sawit muda dan 2,0 kg per pohon untuk sawit produktif, terdiri dari pupuk N, P dan K untuk setiap semesternya. Jumlah pupuk yang diberikan ini masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman sawit dimana berdasarkan anjuran perusahaan kebutuhan sawit muda dan produktif akan pupuk masing-masing sebanyak 4,0 kg dan 8,0 kg/pohon/semesternya. Kondisi tersebut didorong oleh kesulitan dalam memperoleh pupuk, masalah transportasi dan cara pemberian pupuk.
Efisiensi pemupukan yang rendah karena pemupukan dilakukan dengan cara menyebar rata di permukaan tanah. Pemupukan Nitrogen bersumber sebagai Urea disebar rata pada permukaan tanah sangat beresiko terhadap kehilangan nitrogen terutama pada musim hujan. Pada kondisi ini kehilangan nitrogen bisa mencapai 70% dalam waktu seminggu. Sedangkan Uexhull dan Fairhust (1991) menyatakan bahwa kehilangan pupuk phosphate dan kalium sangat menonjol pada lahan yang tidak dikonversi karena unsur ini terikat pada partikel liat tanah dan bahan organik yang terbawa oleh erosi dan aliran permukaan. Kehilangan unsur ini bisa menurunkan hasil antara 25 – 30%. Kombinasi dari semua faktor tersebut menyebabkan rendahnya produktivitas kelapa sawit terutama kebun rakyat.
Melihat peranan kelapa sawit dalam perekonomian rumah tangga petani permasalahan pengelolaan kebun kelapa sawit ini menjadi sangat penting untuk dicarikan solusinya, untuk itu PT. RAM Sakti Pratama selaku perusahaan yang bergerak di bidang pupuk anorganik majemuk lengkap telah memproduksi produk pupuk yang mampu menjawab permasalahan pengelolaan kebun kelapa sawit tersebut diatas.
PT. RAM Sakti Pratama adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fertilizer Processing and Packaging Industry memperkenalkan pupuk anorganik majemuk lengkap yang diformulasikan khusus untuk tanaman kelapa sawit yang Praktis, Ekonomis dan Efisien.
“NPK Super + TE”
“Teknologi Pertanian” pada pupuk NPK Super dari PT. RAM Sakti Pratama mengarah pada peningkatan Source dan Metabolisme tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh & berproduksi lebih Optimal
Efektifitas penyerapan pupuk hingga 95% karena pupuk NPK Super + TE dibuat berbentuk batangan (Stick) dengan metode pemupukan ditanamkan kedalam tanah. Hal ini akan menghindari faktor kehilangan pupuk yang diakibatkan oleh penguapan dan erosi / hanyut terbawa air hujan.
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kelapa sawit antara lain :
• Nitrogen (N) = Urea/ZA
• Phosphate (P205) = TSP/SP-36
• Potassium (K2O) = KCL/MOP
• Magnesium (MgO) = Kieserit
• Sulfur (S) = (MgSo4) Kieserit
• Calsium (Ca Mg) = Dolomit
• Boron (B) = Borax
• Copper (Cu) = CuSO4
• Zinc (Zn) = ZnSO4
• Manganese (Mn) = MnSO4
Pupuk sawit NPK Super+TE memiliki beberapa keunggulan dan manfaat yang lebih baik dari pupuk tunggal atau pupuk majemuk lainnya, antara lain :
1. Mengandung unsur hara LENGKAP dan SEIMBANG.
2. Bersifat SLOW RELEASE (Controlled Fertilizer) karena mengandung bahan pengikat dan terbungkus dengan bahan yang terbuat dari bahan organik, sehingga akan menjamin ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sawit sampai periode pemupukan berikutnya.
3. Efektifitas penyerapan pupuk sampai 95% karena pupuk NPK Super + TE dibuat berbentuk batangan (Stick) dengan metode pemupukan ditanamkan kedalam tanah. Hal ini akan menghindari kehilangan pupuk yang diakibatkan oleh penguapan dan erosi/hanyut terbawa oleh air hujan.
4. Mengandung unsur hara makro primer, sekunder dan unsur mikro essencial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit.
5. PRAKTIS, Mudah dalam pengaplikasian. EKONOMIS, Hemat tenaga kerja dan hemat transportasi serta harga pupuk yang kompetitif. EFISIEN, dikemas dalam kotak sehingga tidak memerlukan ruang yang besar dan tidak berbau.
6. Terhindar dari resiko pupuk hilang akibat erosi/hanyut terbawa arus dan penguapan akibat panas.
7. Dapat meningkatkan kesuburan tanah, menguraikan dan mempermudah penyerapan serta penyaluran nutrisi keseluruh tanaman sawit.
8. Dapat digunakan untuk pemupukan tanaman perkebunan lainnya seperti karet, cacao, kopi, kelapa tanaman buah-buahan seperti durian, mangga dan lain-lain.



Baca entri selengkapnya »
Keunggulan dan Manfaat Pupuk NPK Super+TE
Posted: 2 Juli 2010 by YukaY in NPK Super+TE
Tag:NPK super+TE, pupuk, unggul, unggulan
15
Berikut beberapa keunggulan pupuk sawit NPK Super + TE :

• Mengandung unsur hara yang lengkap dan seimbang yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sawit.
• Efektifitas dan efesiensi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk tunggal
• Bersifat Slow Realese (Controlled Fertilizer) karena mengandung bahan pengikat dan terbungkus dari bahan yang terbuat dari bahan organik
• Praktis, Ekonomis dan Effisien
Praktis, Mudah dalam pengaplikasian
Ekonomis, Hemat Tenaga kerja dan Hemat Transportasi serta Harga pupuk yang kompetitif
Effisien, Dikemas dalam kotak sehingga tidak memerlukan ruang khusus atau besar.
• Terhindar dari resiko pupuk hilang akibat erosi/hanyut terbawa arus atau penguapan akibat panas berkepanjangan.
• Mengandung unsure hara makro primer, sekunder dan unsure mikro essencial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sawit
• Dapat meningkatkan kesuburan tanah, menguraikan dan mempermudah penyerapan serta penyaluran nutrisi ke seluruh tanaman sawit.
Jadi kesimpulan tentang pupuk NPK Super+TE dari PT. Ram Sakti Pratama ini adalah :
• PT. Ram Sakti Pratama dengan Produk pupuk sawit NPK Super+TE bukan produk baru karena,
• PT. Ram Sakti Pratama meramu 9 jenis pupuk yang telah biasa dipakai petani sejak dahulunya dengan tujuan…
• Menghindari terjadinya kerugian yang tak tampak bagi petani sawit pada waktu pemupukan.
• Memaksimalkan hasil panen karena dengan pupuk NPK Super+TE mencapai 95% terserap oleh tanah dan dengan penggabungan (mixed) beberapa jenis pupuk dengan komposisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
• Menekan tingginya biaya pemupukan para petani
Pupuk NPK Super+TE adalah pupuk yang Praktis, Ekonomis dan Effisien.

pupuk

Pupuk
DARI SAWIT UNTUK SAWIT
”PEMANFAATAN LIMBAH JANJANG KOSONG SAWIT
MENJADI PUPUK KALIUM ORGANIK”
Pupuk Kalium Organik
dalah produk pupuk organik berbentuk granul yang dihasilkan dari bahan baku limbah sawit (Janjang kosong yang diproses menjadi abu janjang).
Janjang kosong sawit merupakan salah satu limbah yang tidak dapat dimanfaatkan dalam satu proses produksi pembuatan CPO. Karena setiap proses pembuatan CPO hanya dibutuhkan buahnya saja. Janjang kosongnya selama ini oleh setiap pabrik CPO dibuang percuma.
Bahkan dengan belum sempurnanya penanganan limbah sawit yang selama ini masih dianggap sampah yang menggangu, menjadikan penduduk setempat merasa terusik, karena limbah tersebut selain berbau tidak sedap karena pembusukan, juga mencemari air tanah. Permasalahan tersebut hampir terjadi di setiap PKS (Perkebunan Kelapa Sawit) di seluruh Indonesia.
Saat ini pemanfaatan limbah sawit untuk dijadikan bahan baku pupuk organik dengan metoda tertentu belum terendus oleh sebagian produsen kelapa sawit di Indonesia. Padahal manfaat dari pupuk tersebut sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Perlu diketahui bahwa dalam tumpukan limbah Jangkos (janjang kosong) terdapat kandungan unsur-unsur organic. Menurut Fauzi dkk, bahwa setiap PKS dengan kapsitas 1.200 ton TBS per hari (50 ton/hari abu jangkos) kandungannya setara dengan 5.8 ton KCL, 2.2 ton Kieserite dan 0.7 ton TSP0.
Sangat disayangkan jumlah jangkos di setiap PKS yang jumlahnya sangat banyak tapi sementara ini kegunaannya belum dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
Hampir sebagian PKS di Indonesia, Jangjang kosong masih berupa onggokan dan dianggap limbah yang bermasalah. Selain berbau tidak sedap juga berdampak tidak baik bagi lingkungan .
Setelah kita mengetahui bahwa limbah jankos merupakan tambang unsur hara, maka keuntungan yang tersembunyi di setiap PKS tersebut dapat lebih dioptimalkan untuk dijadikan bahan baku pembuatan pupuk organic. Dan hasil produksi pupuknya dapat dipergunakan kembali untuk kebutuhan pupuk di perkebunannya sendiri.
Dari sisi bisnis, Pabrik Kelapa Sawit akan mendapatkan keuntungan lain, diantaranya sebagai berikut :
1. Limbah jankos akan tertangani dengan baik dan komplain masalah Lingkungan akan teratasi
2. Biaya pembuangan limbah jankos yang mencapai lebih dari 1 milyar rupiah/tahun akan hilang dan berubah menjadi keuntungan.
3. Penghematan biaya pembelian pupuk. Terutam pupuk berunsur hara KCL / pupuk lain yang mengandung hara kalium secara signifikan. Selain itu karena Kalium Organik juga mengandung hara makro lain (P & Mg), maka pembelian pupuk Magnesium (Kieserit/Dolomit) dan Phosphat juga tereduksi.
Pemupukan
Merupakan unsur terpenting dalam perkebunan kelapa sawit. Untuk mencapai kualitas TBS yang diharapkan biaya pemupukan setiap tahunnya sangat besar hingga mencapai 60% dari biaya pemeliharaan ta¬naman.
Syarat agar produksi Tandan Buah Segar (TBS) lebih optimal serta menghasilkan minyak sawit (CPO) yang tinggi baik kuantitas maupun kulitasnya maka harus diupayakan pemupukan yang optimal pula. Salahsatunya dengan cara memenuhi asupan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam kandungan pupuknya agar pertumbuhan vegetatif dan geneatif terpenuhi.
Pemupukan dikatakan baik dan benar apabila mempertimbangkan :
1. Hara yang diberikan cukup dan berimbang
2. Aplikasinya senantiasa menuruti kaidah dan tepat secara integrative, diantaranya dosis yang benar, tepat kombinasi haranya, tepat waktu aplikasinya, tepat jenis pupuk, dan tepat cara aplikasinya
3. Pengawasan yang ketat dalam aplikasi lapangan
4. Kualitas pupuk yang baik dan ramah lingkungan

Apabila sebuah PKS (Perkebunan Kelapa Sawit) dapat mewujudkan pabrik penanganan limbah janjang kosong untuk dijadikan Pupuk Kalium Organik maka akan memperoleh keuntungan sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam memperoleh pupuk terutama KCl, akan teratasi oleh abu jankos sebagai penggantinya dan sudah diporoduksi sendiri
2. Menghilangkan kesulitan dan biaya mahal dalam pembuangan limbah jankos di PKS
3. Pemilihan jenis pupuk lebih tepat karena produksinya flexible dalam formula
4. Biaya pemupukan menjadi jauh lebih murah
5. Dapat menjadi profit center baru.

Syarat yang harus dipenuhi apabila akan membuat pabrik ini :
- Lokasi pengolahan didalam area Pabrik Kelapa Sawit atau setidaknya berdekatan
- Limbah jankos yang harus diolah 300 ton per hari
- Pupuk Kalium Organik granular telah mempunyai pasar yang captive
- Apabila dijual ke kebun plasma, akan diperoleh tambahan pendapatan. Produksi kebun plasma akan meningkat kualitas dan kuantitasnya dan produktifitas PKS menjadi optimal.

Kapasitas dan Bahan Baku
Limbah jankos yang tersedia minimal 300 ton per hari untuk diolah. Jumlah limbah ini akan menghasilkan abu jankos dengan kadar kalium (K2O) minimal 30 % atau sejumlah 2.750 ton per tahun.
Pabrik pemrosesan pupuk Kalium Organik direncanakan berkapasitas sebesar 6.000 ton per tahun. Kapasitas dibuat untuk mengantisipasi kenaikan produksi limbah jankos dan permintaan formulasi pupuk tambahan yang mengandung hara lain semisal P dan Mg.
Bahan baku untuk produksi pupuk Kalium Organik sepenuhnya menggunakan limbah Jankos Pabrik Kelapa Sawit yang diproses melalui pengabuan dengan tambahan bahan pengikat dan filler seperti zeolit. Apabila diperlukan komposisi yang lebih kaya P dan Mg, maka dapat ditambahkan Rock Phosphat dan Dolomit.

Mesin - mesin
Pabrik pemrosesan pupuk Kalium Organik ini membutuhkan beberapa unit mesin dan fasilitas pendukung sebagai berikut
1. Low Smoke Incinerator
Fungsi : Untuk mengabukan secara sempurna limbah jankos sehingga dihasilkan abu jankos berkadar K2O tinggi ( +/- 35 %) . Unit incinerator mereduksi limbah jankos menjadi hanya 3 % volume semula`

2. Choper – Shreder & Impact Press
Fungsi : Untuk mencacah dan memeras limbah jankos guna mendapatkan jankos yang kering sehingga proses pengabuan berjalan sempurna.

3.
Unit produksi pupuk
Kalium Organik
Unit ini merubah fisik abu jankos powder menjadi granular, dan menetralkan sifat basis pH abu jankos sehingga memudahkan aplikasi dan meningkatkan manfaat pemupukan bagi tanaman sawit

Spesifikasi produk pupuk Kalium Organik
Spesifikasi pupuk Kalium Organik yang akan diproduksi diantaranya (namun tidak terbatas pada) :
Unsur Hara Kadar Keterangan
P2O5 2 9 10 Abu jangkos murni
K2O 30 16 15 Tambahan P & Mg
MgO 4 5 5 Tambahan P & Mg

Selain formulasi tersebut, formula yang lain juga dapat dibuat sesuai rekomendasi (adjustable/flexible) dan tambahan unsur hara mikro.

Lama Pembangunan
Lama konstruksi pabrik diperkirakan 3 bulan. Tranportasi, Erection, Start Up dan Running Test dilakukan selama 2 bulan sehingga lama waktu hingga pabrik beroperasi diperlukan selama 5 bulan.

Proses Produksi
Proses Produksi pupuk Kalium Organik dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut :
1. Limbah Jankos yang terkumpul dikirimkan ke incinerator pengabuan bebas asap dengan menggunakan belt conveyor. Sebelum diabukan, jankos dicacah dan diperas agar pengabuannya sempurna
2. Abu dari incinerator pengabuan selanjutnya dilewatkan ke mesin crusher untuk menghancurkan abu yang menggumpal, selanjutnya di screen sehingga didapatkan abu halus untuk disimpan silo penyimpanan abu sebelum diproses lanjut.
3. Abu Jankos, bersama bahan baku yang lain (Fosfat, Dolomit, unsur mikro, binder dan stabilizer) dimasukkan melalui Feeding hoper ke dalam screw / V mixer dan melalui screw conveyor diumpan ke mesin granulator. Disini juga dilakukan proses netralisasi terhadap pH abu yang tingi.
4. Di mesin granulator, dengan bantuan larutan binder, campuran bahan baku akan berubah bentuk menjadi butiran pupuk yang homogen yang untuk selanjutnya dikeringkan dan di screen sehingga hanya butiran pupuk yang sesuai ukuran standar (2 – 6 mm) yang akan lolos.
5. Butiran pupuk yang tidak standar (under dan over size) dikirimkan kembali ke mesin mixer setelah dihaluskan lebih dahulu melalui mill crusher.
6. Butiran pupuk yang memenuhi standar selanjutnya dikemas dan siap diaplikasikan.

menanam jambu

PANDUAN MENANAM JAMBU
(Jambu Semarang, Jambu Air dan Jambu Batu)



1. JAMBU SEMARANG (JAMBU MADU)
Antara jambu yang sedang meningkat popular ialah jambu air mawar atau jambu semarang (syzygium samarangense). Dikalangan pengusaha, jambu ini dikenali sebagai "jambu madu". Terdapat sekurang-kurangnya empat jenis jambu semarang yang telah dibawa masuk dari Indonesia dan Thailand. Jambu semarang berasal dari Malaysia dan telah tersebar hingga ke Pulau Andaman. Pada masa ini banyak yang ditanam di Indonesia, Thailand dan Taiwan. Buahnya dimakan segar dan ternyata lebih bermutu daripada jambu air.
Ciri Pokok:
Pokok jambu semarang sederhana besar mencapai 12 m tinggi, bercabang rendah dengan sistem percabangan yang terbuka. Kulit batang berwarna kemerahan dan tanggal menjadi kepingan-kepingan halus. Daunnya licin di kedua-dua permukaan, berbentuk elips atau lanseolat. Pangkal daun tirus sedikit, urat daun kira-kira 12 pasang, melengkung ke dalam iaaitu kira 0.6 cm dari tepi daun. Daun bertangkai pendek, panjangnya hanya kira-kira 0.5 cm tetapi jelas. Jambak bunga berbentuk sima, dikeluarkan di hujung dan di celah-celah ranting berdaun yang kecil dan melentuk. Setiap jambak bunga mengandungi 3-6 kuntum bunga. Bunganya berwarna putih atau berkrim pucat dan tidak berbau.
Buah jambu semarang berbentuk panjang tetapi lebar di hujung, berukuran 3-8 cm panjang dan 5 cm lebar. Hujung buah berongga dan diliputi oleh empat cuping yang melengkung ke dalam. Kulit buah nipis, licin, berkilat dan berwarna hijau muda atau putih tetapi ada juga yang berwarna merah. Isinya berwarna kehijauan atau putih, agak kering dan rapuh. Rasanya manis dan kadang-kadang kelat sedikit. Jambu semarang tidak bermusim. Bagaimanapun, puncak pengeluaran buah ialah dua kali setahun, iaitu pada bulan Mei-Julai dan bulan Ogos-September.
Pembajaan:
Jambu semarang tumbuh dengan cepat dan kerap berbuah. Oleh itu, tanaman ini memerlukan pembajaan yang agak kerap dan teratur. Baja diberi pada peringkat pertumbuhan tampang dan selepas buah dipetik. Membaja sepanjang pembungaan dan pembentukan putik buah patut dielakkan. Selain baja kimia, baja organik sama ada tahi ayam, tahi arnab atau tahi lembu sesuai digunakan. Baja organik bukan sahaja membekalkan nutrien kepada pokok secara perlahan tetapi juga membaiki keadaan tanah. Satu beg (20 kg) baja organik hanya diletakkan di pangkal pokok setiap 6 bulan.
Cantasan:
Pokok jambu semarang perlu dibentuk dengan mencantas. Pada peringkat awal, cantasan dilakukan untuk membentuk kanopi yang seimbang, kukuh dan memudahkan buah dipetik. Cantasan awal dibuat apabila beberapa cabang utama terbentuk hampir pada aras tanah. Cabang-cabang dicantas hingga meninggalkan tiga cabang yang besar dan kukuh supaya memberi keseimbangan pada kanopi pokok. Cantasan seterusnya hanya membuang tunas-tunas air yang tumbuh tegak pada dahan dan cabang kecil. Ranting-ranting atau dahan berpenyakit juga perlu dibuang dari semasa ke semasa. (Sila lihat panduan mencantas/ pemangkasan pokok).
Kawalan musuh dan penyakit
Penyemburan racun serangga perlu untuk menentukan daun-daun sentiasa sihat dan tidak dimakan ulat. Ulat pemakan daun sering didapati ialah ulat beluncas kupu-kupu. Ia selalunya bersembunyi di sebalik daun pada waktu siang. Akan tetapi pada malam hari, ia memakan daun, tunas dan daun muda serta tunas bunga. Pokok perlu disembur dengan racun serangga sebaik-baiknya racun serangga jenis cypermethrin seminggu sekali atau malathion 2 minggu sekali. Penyemburan perlu dihentikan apabila tanaman sedang berbuah. Penyemburan yang akhir perlu dibuat pada peringkat putik bunga untuk memastikan tiada serangga bertelur pada bunga. Pada peringkat pembetukan dan pembesaran buah, putik-putik buah dibungkus untuk mengelakkan serangan serangga dan burung. Perosak yang paling bahaya ialah lalat buah.
Pengeluaran hasil:
Pokok jambu semarang cepat mengeluarkan hasil. Pokok daripada keratan mula berbunga dan buah 1 1/2 - 3 tahun selepas ditanam. Jenis hijau panjang mula berbunga 1 1/2 tahun selepas ditanam. Jenis merah besar 2 tahun manakala jenis tempatan 2 1/2 tahun selepas ditanam.
Hasil di peringkat awal rendah, dan tempoh 1 1/2 - 3 tahun ini boleh dianggap sebagai fasa peralihan dari fasa tampang ke fasa pembiakan. Pada tahun pertama, hasil buah hanya 3-5 kg/pokok. Hasil mula meningkat pada tahun kedua dan ketiga sehingga 10-20 kg dan mula stabil pada tahun keempat apabila hasil buah mencapai 50 kg. Pokok yang dijaga dengan sempurna boleh menghasilkan 100 kg buah sepokok, 4 tahun berikutnya.
Jambu perlu dibalut untuk mendapatkan buah yang bermutu tinggi. Masa yang paling sesuai untuk membalut buah ialah apabila kesemua kelopak bunga dan debunga telah gugur. Untuk mendapatkan buah yang besar, putik perlu dijarangkan sehingga 4-6 biji setangkai. Amalan ini juga akan mengelakkan keguguran buah yang banyak. Bahan pembalut plastik sesuai digunakan. Ia ditebuk lubang di bahagian bawah supaya air hujan tidak bertakung. Air yang berkumpul dalam plastik perlu dibuang dari semasa ke semasa untuk mengelakkan keadaan lembap dan pertumbuhan kulat. Kertas surat khabar boleh juga digunakan. Akan tetapi keadaan gelap akan menghilangkan warna buah dan kelihatan kurang menarik. (Sumber: Majalah Agromedia Bil. 5/1999).
Jambu Semarang (dari kamus wikipedia Indonesia)


2. JAMBU BATU (Psidium Guajava)

Nama saintifik : Psidium guajava, Linn.
Nama biasa : Biawas, Jambu Batu
Keluarga : Myrtaceae
Merupakan tanaman jangka panjang. Berasal dari tropika Amerika Selatan. Buah jambu mengandungi kandungan vitaman C 3 kali ganda lebih tinggi daripada buah oren, dua kali ganda lebih tinggi daripada buah betik dan sepuluh kali ganda lebih tinggi daripada buah pisang. Kebanyakan vitamin C didapati di bahagian kulit dan mesokarpa buah. Secara amnya jenis buah yang berisi merah mengandungi vitamin C yang lebih tinggi berbanding buah yang berisi putih. Buah jambu batu mengandungi bebeapa jenis gula seperti fructose, D-gulose dan sucrose dimana kandungannya masing-masing adalah 3.4%, 2.8%, 0.3%. Kandungan gula didapati bertambah semakin buah membesar, dan akan diganti dengan sucrose apabila buah masak.
Kultivar yang disyorkan
Kultivar-kultivar yang disyorkan untuk penanaman komersil seelok-eloknya merangkumi semua ciri seperti berikut:-

i. saiz buah melebihi 7 cm garis pusat
ii. penghasilan yang tinggi dan konsisten
iii. aroma dan perasa yang baik
iv. isi yang manis hingga sedikit berasid
v. tekstur buah yang rapuh
vi. isi yang pejal
vii. sedikit atau tanpa biji
viii. isi berwarna merah jambu
ix. pokok rintang kepada musuh dan penyakit

KLON-KLON DAN CIRI-CIRI KULTIVAR YANG DISYORKAN:
10. GU 8
Varieti ini popular dengan nama Kampuchea. Berasal dari Kampuchea dan didaftarkan pada 30 Jun 1984. Jambu Kampuchea mengeluarkan buah yang besar (450-750 gm sebiji). Berbentuk bujur dan berwarna hijau muda kekuningan. Isinya putih, sederhana tebal dan rapuh. Rasanya masam manis dan mengandungi banyak biji.

11. GU 9
Jambu ini dikenali dengan nama 'Klom Toon Klao' berasal dari Thailand dan didaftarkan pada 30 Ogos 1985. Buah bersaiz sederhana hingga besar, berbentuk bujur, berbonggol pada hujung buah dan permukaan buah kasar. Kulit berwarna hijau muda. Isinya putih, rasanya manis dan rapuh. Kandungan biji adalah sedikit.

12. GU 10
Jambu bernama 'Klom Sali' berasal dari Thailand dan didaftarkan pada 30 Ogos 1985. Buah bersaiz sederhana besar (300-600 gm sebiji) dan berbentuk hampir-hampir bulat. Kulit berwarna hijau muda, isi berwarna putih, sederhana tebal, rapuh dan rasanya manis. Kandungan bijinya sederhana.

Faktor Iklim
Suhu tinggi (27-28oC) dengan taburan hujan yang tinggi dan seragam sebanyak 2,500 mm setahun didapati amat sesuai. Taburan hujan yang mencukupi akan memberi kesan yang baik kepada tumbesaran vegetatif pokok; manakala hujan yang lebat dan berpanjangan akan menjejaskan pengeluaran bunga dan pembetukan buah. Secara amnya, pokok jambu batu memerlukan tekanan kekurangan air yang singkat untuk merangsangkan berbunga.
Di Malaysia terdapat dua musim kering iaitu pada bulan Januari-Mac dan bulan Jun-Julai. Musim kering ini akan mempengaruhi penghasilan buah jambu batu. Pada musim kemarau, pengairan adalah mustahak untuk menjamin tumbesaran dan penghasilan yang baik. Faktor-faktor tanah dan kesesuaiannya adalah seperti berikut:-

Sifat Sesuai Sederhana Sesuai
Kecerunan
Saliran
Kedalaman tanah yg berkesan 0-12 darjah
Tak sempurna
>75 cm 12-20 darjah
Agak sangat salir
50-75 cm
Tekstur dan struktur Bertekstur lom berpasir atau halus dan berstruktur halus
ke sederhana. Berstruktur kasar dan lemah.
Kemasinan
Kedalaman lapisan asid sulfat
Ketebalan gambut
> 1 mmhos
> 75 cm
Tiada gambut
1-2 mhos
50-75 cm
< 25 cm

Keberbatuan < 25%, tersebar sama rata
atau terdapat di bawah kedalaman 75 cm 25-75%
Ketidak seimbangan nutrien Tiada kandungan nutrien
mikro yang berlebihan
atau CEC sederhana rendah. CEC sederhana rendah.
Penyediaan Tanah
Pembajakan sedalam 30 cm dijalankan sekali sahaja mengikut barisan yang hendak ditanam. Barisan digemburkan dengan pemutar. Bagi kawasan-kawasan yang mempunyai paras air yang tinggi, parit-parit ladang hendaklah dibina antara dua barisan pokok. Gerudi tanah berukuran 30 cm digunakan untuk membuat lubang sedalam 30 cm.
Penyediaan Benih Tanaman
Pembiakan boleh dijalankan sama ada melalui biji atau secara tampang. Kaedah pembiakan melalui biji tidak disyorkan kerana menimbulkan masalah ketulenan baka. Kaedah tut dan cantuman lebih diutamakan kerana tumbesarannya cepat.
Pembiakan Secara Tut
Pucuk muda yang sihat dan segar bersaiz 1-2 cm garis pusat dipilih. Kulit sekeliling batang pucuk selebar 2-3 cm dipotong dan ditanggalkan, disapu dengan ubat pengggalak akar dan ditutup dengan tanah. Pembalutan dibuat dengan plastik politena dan kedua-dua bahagiannya diikat. Akar akan keluar dalam masa 4-6 minggu. Bahagian bawah tut dipotong dan diubah ke dalam beg politena yang mengandungi tanah campuran (3:1:1) yang steril. Pokok tut sesuai diubah ke ladang dua ke tiga bulan kemudian. (Sila lihat panduan mengetut pokok).
Pembiakan Secara Cantuman
Cantuman dilakukan apabila pokok penanti berumur 3 bulan atau garis pusat batang pokok sebesar batang pensil. Kulit batang pokok selebar 1.0 x 3.0 cm dituris dan kulit ditanggalkan dari atas. Satu kepingan mata tunas daripada klon terpilih diselit masuk ke dalam tapak cantuman dan diikat dengan pita plastik. Pita plastik dibuka 3 minggu kemudian dan bagi cantuman yang berjaya, pokok penanti dicantas 4-5 cm di atas tapak cantuman untuk menggalakkan pemecahan dan tumbesaran tunas. Pokok cantuman berumur 2-3 bulan sesuai untuk diubah ke ladang. (Sila lihat panduan cantuman pokok dan juga pemangkasan pokok).
Penanaman di Ladang
Dilakukan pada awal musim hujan dan hanya pokok benih yang sihat dan segar sahaja digunakan. Sebanyak 5 kg baja organik, 100 gm baja fostat dan 250 gm kapur dicampurkan ke dalam lubang. Pokok benih dimasukkan dalam lubang, ditimbus dengan tanah dan kemudian dipadatkan sehingga menjadi busut kecil. Setiap anak pokok hendaklah diikat pada kayu sokongan berukuran satu meter tinggi dan diberi sungkupan. Penyiraman dilakukan setiap hari sekiranya tidak hujan. Jarak tanaman yang disyorkan ialah 4m x 4 m dan jarak ini memberikan kepadatan sebanyak 625 pokok sehektar.
Pemangkasan
Pemangkasan merupakan satu operasi pengurusan yang penting. Ia dilakukan dengan beberapa tujuan seperti berikut:-

xiii. membentuk dan mengawal tumbesaran pokok
xiv. mengawal pengeluaran bunga
xv. memperbaiki sistem pengudaraan pokok
xvi. menambah kemasukan sinaran matahari
xvii. memudahkan kerja-kerja pengurusan
xviii. mengawal serangan musuh dan penyakit
Pemangkasan Pembentukan
Dilakukan pada peringkat awal tumbesaran pokok untuk mengwujudkan satu rangka pokok yang baik. Anak pokok tut yang mempunyai 2-3 dahan primer dicantas pada paras 0.5 meter panjang untuk mengelakkan pertumbuhan dahan-dahan sekunder. Pada setiap dahan primer, 3 atau 4 dahan sekunder yang seimbang dikekalkan untuk memberi rangka pokok. Bagi anak pokok cantum, batang utamanya dicantas pada paras 0.5 meter dengan tujuan menggalakkan pertumbuhan dahan-dahan sekunder. Dari 2-3 dahan sekunder dipilih, cantasan dilakukan sekali lagi pada paras 0.5 meter untuk menggalakkan pertumbuhan dahan-dahan tertier. Kekalkan 3 atau 4 dahan tertier pada setiap dahan sekunder. (Sila lihat panduan pemangkasan pokok!)
Pemangkasan Pengurusan
Dilakukan secara berterusan dengan tujuan menjaga kesuburan pokok. Dahan dan ranting-ranting yang bersilang, berpenyakit, mati, lemah dan yang tidak diperlukan hendaklah dicantas. Pemangkasan ini juga dilakukan untuk mengawal pertumbuhan vegetatif pokok dan secara tidak langsung mempengaruhi musim pembungaan. Selepas musim buah, ranting-ranting dahan tertier dicantas pada paras 25-30 cm untuk mengggalakkan pengeluaran pucuk-pucuk baru. Daripada pucuk-pucuk ini, bunga akan terbentuk pada celah-celah daun kedua hingga daun keempat. Hujung pucuk kemudian dipotong untuk mempercepatkan tumbesaran pokok. Untuk memudahkan kerja-kerja pengurusan, ketinggian pokok dikawal pada tahap ketinggian 1.8 meter. (Sila lihat panduan pemangkasan pokok!)
Pemangkasan Pemulihan
Dilakukan apabila pokok-pokok telah tua dan tidak lagi produktif. Ianya dilaksanakan dengan mencantas dahan-dahan tertier supaya digantikan dengan pucuk-pucuk yang baru. (Sila lihat panduan pemangkasan pokok!)
Pembajaan
Untuk menjamin tumbesaran pokok dan penghasilan yang optimum, pembajaan hendaklah dilakukan dengan cara yang berkesan pada kadar dan masa yang tepat berasaskan peringkat dan corak tumbesaran pokok.
Pengurusan Air
Keperluan air adalah faktor utama untuk meningkatkan pengeluaran hasil jambu batu dan tumbesaran pokok. Dengan adanya pengurusan air yang berkesan, pengeluaran hasil dapat dipertingkatkan dan kematian pokok terutamanya di peringkat awal pertumbuhan dapat dikurangkan.
Penjarangan dan Pembalutan Buah
Selepas musim buah dan selepas pemangkasan dibuat, bunga akan terbentuk pada celah-celah daun pucuk baru. Pada kebiasaannya terdapat 1-3 putik buah pada satu tangkal. Untuk memperolehi saiz buah yang besar, penjarangan putik buah digalakkan, iaitu dengan meninggakan hanya satu putik sahaja pada satu tangkai. Pembalutan buah dengan beg kertas merupakan satu amalan yang penting dalam pengurusan tanaman buah jambu batu. Selain daripada memberi perlindungan daripada serangan lalat buah, buah yang telah dibalut juga didapati lebih bersih dan menarik. Pembalutan dilakukan apabila buah mencapai saiz sebesar telur ayam.

KAWALAN PEROSAK JAMBU BATU DAN JAMBU AIR MADU :
• Nematod (Meloidogyne incognita)
Pokok-pokok yang diserang kelihatan tidak segar dan terbantut. Kanopi pokok menjadi jarang dan daun-daun menjadi kekuningan. Buah menjadi kecil, mencapai kematangan dalam masa yang singkat dan warnanya kelihatan pudar. Kulit batang tidak mengelupas. Pemeriksaan sistem akar menunjukkan akar menjadi bengkak dan berubah warna. Serangan yang teruk, menjadikan akar tunjang dan akar sisi akan kelihatan bengkak dan pecah-pecah. Tabur racun seperti carbofuran atau fenamiphos dan guna bahan tanaman yang bebas daripada nematod, khasnya dalam penyediaan anak benih dan tanah yang digunakan dalam beg potena perlu steril.

• Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Larva mengorek ke dalam isi buah dan menyebabkan kerosakan. Kutip buah-buah yang kena serang dan tanam dalam tanah, balut buah-buah muda dengan beg kertas, sembur setempat dengan umpan protien seperti promar yang dicampur dengan malathion. Sembur 40 ml campuran promar pada tiap-tiap pokok dan ulangi semburan lima hari sekali dari peringkat berputik hingga buah dipetik. Perangkap lalat buah jantan dengan mengumpan dengan pemikat methyl eugenol.

• Kutu Trip (Selenothrips rubrocintus, Scirtothrips dorsalis)
Perosak ini biasanya merosakkan lapisan permukaan buah dan meninggalkan kesan calar dan bersinar. Serangan menjadi serius pada musim kemarau dan di kawasan yang baru ditanam. Semburan liputan secara menyeluruh perlu dilakukan apabila terdapat kesan serangan. Racun-racun seperti bendiocarb dan biomopropylate adalah berkesan.

• Kepinding Nyamuk (Helopeltis theobromae)
Serangan menyebabkan luka yang kecil, berwarna hitam dan bentuknya berubah mengikut masa. Serangan pada buah menyebabkan luka berlekuk ataupun keruping berkarat. Pucuk muda yang diserang akan menjadi layu dan mati. Lakukan pemangkasan dan sembur racun seperti deltamethrin dan cupermethrin.

• Koya-koya (Ferisiana virgata, Pseudococcus citriculus dan Planacoccus paciffus)
Serangga pada peringkat dewasa dan peringkat nimfa menghisap cairan pokok dan jika populasinya tinggi, pertumbuhan kulapuk hitam akan berlaku dan seterusnya mengurangkan mutu buah. Sembur campuran minyak putih dan racun serangga dan kawal semut yang memakan manisan dengan menyembur cypermethrin pada batang dan bahagian pangkal pokok.

• Bena Putih (Aleurotuberculatus canangae,
A. Cheracensis, A.psidii, A. dispersu, dialeurodes psidii)
Bena putih dewasa dan nimfa menghisap cairan pokok, khasnya dibawah permukaan daun dan mengeluarkan manisan yang mengakibatkan kulapuk hitam. Sembur dengan racun seperti deltamethrin dan permethrin .

• Ulat Pemakan Daun (Attacus atlas, Odenestis vita sp,
Spilonota sp, Strepsicrates spp.)
Ulat ini membuat sarang pada daun yang belum terbuka dan merosakkan daun dan pucuk muda. Sembur racun serangga seperti cypermethrin, permethrin dan trichlorphon sekiranya serangan serius. Semburan mingguan disyorkan untuk mencapai kawalan yang berkesan.

PENYAKIT DAN CARA KAWALANNYA :

• Penyakit Keruping Buah - Scab (Pestalotiopsis psdii)
Bermula dengan bintik-bintik kecil dan membesar menjadi tompok sebesar 1-3 mm, berbentuk bulat dan berwarna perang kehitaman. Apabila buah membesar, bahagian epidermis buah di sekeliling keruping akan terkoyak dan timbul manakala bahagian tengahnya menjadi lekuk. Gunakan racun kulat yang mengandungi kuprum atau zink.

• Reput Akar dan Pangkal (Phythophthora nicotianae)
Batang dan akar menjadi reput. Batang mengeluarkan damar, daun kekuningan dan gugur. Guna pokok peranti yang rintang. Kikis bahagian kulit dan sapu racun kulat seperti meta laxyl atau fosetyl aluminium dan guankan saliran yang baik.

• Penyakit Stylar - End Ring Rot (Phomopsis psidii Nag Raj & Ponnapa)
Bermula dengan bintik-bintik nektrorik di sebelah bawah buah kerana spora-spora dibawa turun oleh air hujan. Bintik-bintik menjadi hitam, membesar dan bercantum dengan melingkari buah hingga boleh merebak ke dalam buah dan ke bahagian biji. Sembur dengan racun kulat perlu dilakukan sebelum pembungkusan buah dijalankan. Amalkan pembersihan ladang untuk mengurangkan sumber penyakit dan kelembapan yang tinggi.
Kawalan Rumpai:
Kawal rumpai secara manual dengan menggunakan racun rumpai terutama di kawasan yang luas dan peringkat pokok di mana umur melebihi dua tahun di ladang. Semasa semburan dilakukan, tindakan berhati-hati perlu diambil supaya tidak terkena pada pokok jambu dan memberi kesan pada fitotoksik.
Indeks Kematangan Jambu Batu:

Indeks warna 1 : Keseluruhan buah hijau gelap
Indeks warna 2 : Buah berwarna hijau muda berkilat
Indeks warna 3 : Buah berwarna lebih hijau daripada kuning
Indeks warna 4 : 50% bahagian buah berwarna hijau dan 50% kuning
Indeks warna 5 : Buah berwarna lebih kuning daripada hijau
Indeks warna 6 : Keseluruhan buah berwarna kuning
Indeks warna 7 : Keseluruhan buah berwarna kuning oren





Pengutipan Hasil:
Pemetikan buah jambu batu dijalankan dengan menggunakan gunting secateaur. Tangkai buah digunting dan buah bersama kertas pembalutnya dimasukkan ke dalam baldi plastik. Apabila penuh, buah-buahan daripada baldi dimasukkan dalam bakul plastik yang besar. Bakul raga tidak disyorkan kerana berkemungkinan melukakan permukaan tanah.
Pengendalian Lepas Tuai:
Pengendalian di ladang
Suhu yang tinggi di ladang akan menyebabkan buah menjadi kecut kerana kehilangan air. Buah yang dipetik perlu disejukkan dengan kaedah samada membasahkan kertas pembalut buah, memetik buah pada waktu yang kurang panas, meletakkan buah di tempat yang redup, mewujudkan sistem penghantaran buah yang cekap dan memberi lindungan kepada buah semasa pembungkusan untuk operasi seterusnya.
Pengendalian di pusat pembungkusan
Pusat pembungkusan merupakan tempat khas di mana buah-buah dari ladang disediakan sebelum dipasarkan. Aktiviti-aktiviti yang dijalankan termasuklah memilih, membasuh, merawat buah dengan racun kulat, mengering, membungkus dan penyimpanan. Pengendalian buah yang sebenar bergantung kepada tujuan pasaran, iaitu sama ada disediakan untuk pasaran tempatan atau pasaran eksport melalui udara atau melalui kapal.
Proses Pengendalian Lepas Tuai:
Memilih Buah
Kertas pembalut buah yang asal ditanggalkan. Buah yang elok dan tidak berpenyakit diasingkan untuk operasi seterusnya.
Membasuh buah
Buah dibasuh bersih dari segala kotoran.
Rawatan buah
Buah direndam dalam air yang mengandungi 200 ppm benomyl selama sepuluh minit. Proses ini diwajibkan untuk buah yang hendak diekport melalui kapal.
Mengering buah
Buah dikering di atas para atau rak.
Menggred Buah
Penggredan dilakukan berasaskan saiz, kesegaran, kebersihan dan rupa bentuk buah. Saiz buah yang melebihi 400 gm adalah adalah ditafsirkan sebagai besar, saiz sederhana diantara 350-399 gm dan saiz kecil diantara 300-349 gm.
Membungkus Buah
Buah harus dibungkus untuk memelihara kesegaran buah khasnya untuk tujuan eksport. Untuk perjalanan kapal, buah sesuai dibungkus dengan politena yang setebal 0.02-0.04 mm, manakala buah untuk perjalanan udara sesuai dibungkus dengan kertas. Kotak papan serabut berombak digunakan untuk mengisi buah yang telah dibungkus.
Penyimpanan Hasil
Buah boleh disimpan dalam suhu bilik atau di dalam bilik sejuk mengikut keperluannya. Untuk pasaran tempatan,. buah jambu batu boleh disimpan selama seminggu di bawah suhu bilik 26oC tanpa menjejaskan kualitinya. Untuk penyimpanan yang lebih lama, bilik sejuk perlu digunakan. Dibawah suhu 20oC, buah jambu batu boleh disimpan selama 9-10 hari. Di bawah suhu penyimpanan pada 5oC, jambu batu klon GU 8 dapat disimpan selama 2-3 minggu, manakala jenis yang tidak berbiji dapat disimpan selama 5 minggu.
Pengangkutan
Buah-buah yang dipetik akan dibawah ke pusat pembungkusan. Dari pusat-pusat pembungkusan buah-buahan yang telah dibungkus akan dibawa ke destinasinya.
Rantaian ke laman-laman Jambu Batu

• Jambu Batu (dari kamus Wikipedia)
• Jambu Biji / Jambu Batu
• Panduan menanam jambu batu (pdf)
• Khasiat Jambu Batu
• Khasiat air buah jambu biji (Indonesia)
• Guava (Wikipedia)


6. JAMBU AIR
(Sumber: Institut Penyelidikan dan Kemajuan Pertanian Malaysia (MARDI 2005).

Masa penuaian jambu air biasanya dikira selepas buah dibungkus. Pembungkusan buah jambu air di ladang dibuat serentak dengan amalan penjarangan buah. Bilangan buah setangkai yang dibungkus bergantung pada gred buah yang dikehendaki. Umpamanya, bagi mendapatkan buah gred AA (saiz melebihi 4 inci panjang) untuk tujuan eksport, putik hendaklah ditinggalkan 3 biji sahaja bagi satu tangkai. Bagi tujuan pasaran tempatan, buah ditinggalkan antara 4-5 biji setangkai.
Buah jambu air dibungkus setelah putih buah brumur 3 minggu atau putik telah mencapai saiz sebesar ibu jari kaki. Putik buah perlu dibungkus dengan beg plastik khas yang saiznya 20 cm x 30 cm dan mempunyai 6 lubang di bahagian bawahnya. Buah jambu air akan masak selepas 20-25 hari dari tarikh buah dibungkus.
Tangkai buah dipotong menggunakan gunting atau sekateur. Buah akan dipetik bersama dengan beg pembungkusannya sekali. Ini dapat mengelakkan buah tercedera sewaktu dipungah dan diangkut ke tempat pengumpulan buah. Kebanyakan penanam menggunakan bakul plastik boleh guna semula untuk mengisi buah jambu air yang telah dipetik untuk diangkut ke tempat pengumpulan. Biasanya buah dipetik 3 kali seminggu. Kerja pemetikan dilakukan pada awal pagi sehingga tengah hari dan buah dibawa ke tempat pengumpulan untuk ditimbang dan digredkan. Buah biasanya diangkut ke pasaran pada sebelah petang oleh pemborong.
Buah jambu air sangat mudah tercedera. Oleh itu pengendalian buah termasuk penuaian, pengisian buah ke dalam bekas, mengangkut, menimbang, menggred dan sebagainya hendaklah dilakukan dengan secermat mungkin. Penggunaan bekas pengisi juga perlu diambil kira kerana bekas yang mempunyai tepian yang tajam akan mencederakan buah.

tanaman cacao

METODE TANAM KAKAO
1. Persiapan Lahan
- Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
- Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
- Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)2. Pembibitan
- Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
- Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
- Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
- Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
- Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
- Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
- Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
- Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
- Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
- Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
- Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
- Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
- Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal
- Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 – 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
- Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
- Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon
3. Penanaman
a. Pengajiran
- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 – 100 cm
- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c. Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
b.Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR
(bulan) Dosis pupuk Makro (per ha)
Urea
(kg) TSP
(kg) MOP/ KCl (kg) Kieserite (MgSO4)
(kg)
2 15 15 8 8
6 15 15 8 8
10 25 25 12 12
14 30 30 15 15
18 30 30 45 15
22 30 30 45 15
28 160 250 250 60
32 160 200 250 60
36 140 250 250 80
42 140 200 250 80
Dst Dilakukan analisa tanah
Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0 – 24 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 – 5 bulan sekali
> 24 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )
Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :
- Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
- Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
5. Pengendalian Hama & Penyakit
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
6. Pemangkasan
- Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
- Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
- Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
- Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.
7. Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 – 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.
8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran